PSIM Yogyakarta terus menunjukkan keseriusannya dalam menyongsong lanjutan kompetisi BRI Super League 2025/26. Tim berjuluk Laskar Mataram itu baru saja menuntaskan agenda uji coba terakhir sebagai bagian dari persiapan sebelum kembali tampil di laga resmi. Kemenangan 3-1 atas Garudayaksa FC menjadi sinyal positif bagi skuad besutan Jean Paul Van Gastel.
Pertandingan uji coba tersebut digelar secara tertutup di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, pada Selasa (16/12). Meski hanya berstatus laga pemanasan, duel ini memiliki arti penting bagi tim pelatih untuk mengukur kesiapan fisik, taktik, dan terutama mental bertanding para pemain.
PSIM Yogyakarta kini bersiap menghadapi Persijap Jepara pada pekan ke-15 BRI Super League. Laga tersebut akan digelar di Stadion Gelora Bumi Kartini, Jepara, pada Selasa (23/12). Dalam situasi persaingan papan atas yang semakin ketat, Laskar Mataram dituntut untuk menjaga konsistensi dan tidak kehilangan fokus.
Uji Coba Terakhir PSIM Yogyakarta: Hasil Positif dan Bahan Evaluasi
Kemenangan atas Garudayaksa FC menutup rangkaian uji coba PSIM Yogyakarta selama jeda kompetisi. Menghadapi tim dari kasta kedua, PSIM tampil dominan dan mampu mengontrol jalannya pertandingan sejak awal hingga akhir laga.
Jean Paul Van Gastel menurunkan mayoritas pemain inti untuk mengembalikan ritme bermain setelah jeda. Pendekatan ini dilakukan agar para pemain tetap berada dalam kondisi kompetitif dan siap menghadapi tekanan laga resmi.
Meski hasil akhir cukup meyakinkan, Van Gastel menegaskan bahwa kemenangan bukanlah fokus utama. Ia justru menyoroti sejumlah aspek permainan yang masih perlu diperbaiki, khususnya dalam organisasi bertahan dan transisi.
Menurut pelatih asal Belanda tersebut, timnya masih memberikan terlalu banyak ruang kepada lawan pada beberapa momen. Hal ini menjadi catatan penting yang harus segera dibenahi sebelum menghadapi Persijap Jepara, yang dikenal memiliki permainan agresif di kandang sendiri.
Strategi Jean Paul Van Gastel Mengembalikan Ritme Tim
Dalam laga uji coba tersebut, Van Gastel sengaja memainkan komposisi pemain utama sepanjang pertandingan. Strategi ini dipilih untuk memastikan setiap pemain kembali terbiasa dengan intensitas dan tempo pertandingan sesungguhnya.
Van Gastel mengapresiasi perlawanan Garudayaksa FC yang dinilai cukup kompetitif. Menurutnya, tekanan dari lawan justru membantu PSIM dalam mengasah penguasaan bola dan pengambilan keputusan di bawah tekanan.
Dominasi penguasaan bola menjadi salah satu indikator positif dari performa PSIM. Hal ini menunjukkan bahwa filosofi permainan yang ingin diterapkan Van Gastel mulai dipahami para pemain, meskipun masih memerlukan penyempurnaan.
Pelatih berusia 53 tahun itu menegaskan bahwa uji coba bukan ajang mencari hasil semata. Evaluasi detail terhadap setiap lini tetap menjadi prioritas agar PSIM tidak mengalami kejutan saat kembali berlaga di kompetisi resmi.
Fokus Utama: Menjaga Mentalitas dan Kerendahan Hati
Selain aspek teknis dan taktik, Van Gastel memberikan perhatian besar pada mentalitas pemain. Ia mengingatkan skuad PSIM Yogyakarta agar tidak terlena dengan hasil positif uji coba maupun posisi mereka di papan klasemen sementara.
Saat ini, PSIM Yogyakarta berada di peringkat kelima klasemen BRI Super League dengan raihan 22 poin dari 13 pertandingan. Posisi tersebut dinilai cukup baik, tetapi belum menjamin apa pun jika tim kehilangan fokus.
Van Gastel menekankan pentingnya kesadaran kolektif mengenai alasan PSIM bisa berada di papan atas. Ia meminta pemain untuk memahami faktor-faktor yang membawa kesuksesan sejauh ini, sekaligus mengidentifikasi area yang masih perlu ditingkatkan.
Menurutnya, konsistensi hanya bisa dicapai melalui kerja keras yang berkelanjutan dan sikap rendah hati. Ia menegaskan bahwa kesombongan adalah musuh utama tim yang sedang berkembang.
Laga Kontra Persijap Jepara Jadi Ujian Karakter
Pertandingan melawan Persijap Jepara akan menjadi ujian penting bagi PSIM Yogyakarta. Bermain di kandang lawan selalu menghadirkan tantangan tersendiri, terutama dari tekanan suporter dan atmosfer stadion.
Van Gastel menilai laga tersebut bukan hanya soal strategi, tetapi juga soal karakter dan kesiapan mental. Tim yang mampu mengontrol emosi dan bermain disiplin diyakini akan memiliki peluang lebih besar untuk meraih hasil positif.
PSIM Yogyakarta menargetkan untuk melanjutkan tren positif mereka di liga. Hasil maksimal di Jepara akan memperkuat posisi Laskar Mataram dalam persaingan papan atas dan menjaga momentum menjelang paruh kedua musim.
Dengan persiapan yang matang, evaluasi menyeluruh, dan fokus pada mentalitas, PSIM Yogyakarta optimistis dapat tampil kompetitif. Tantangan masih panjang, namun langkah awal menuju konsistensi telah mulai dibangun oleh Jean Paul Van Gastel dan anak asuhnya.
BACA JUGA :












