Pertandingan internasional selalu menjadi sorotan besar dalam dunia sepak bola. Selain menghadirkan gengsi antarnegara maupun klub, pertandingan semacam ini juga kerap menjadi ajang unjuk kesiapan infrastruktur dan keamanan bagi tuan rumah. Indonesia, khususnya Jawa Timur, kembali mendapat kesempatan penting untuk menggelar laga internasional dalam waktu dekat. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pun menyatakan optimisme bahwa semua pertandingan di kawasan tersebut akan berjalan dengan aman, tertib, dan sesuai standar internasional.
Kepercayaan diri PSSI bukan tanpa alasan. Jawa Timur telah lama dikenal sebagai salah satu daerah dengan basis sepak bola paling kuat di Indonesia. Dukungan suporter fanatik, stadion berkapasitas besar, serta pengalaman menjadi tuan rumah berbagai ajang bergengsi membuat PSSI yakin bahwa Jatim mampu menggelar pertandingan internasional dengan baik.
Jawa Timur Pusat Sepak Bola Indonesia
Tidak dapat dipungkiri bahwa Jawa Timur adalah salah satu pusat perkembangan sepak bola di Indonesia. Klub-klub legendaris seperti Persebaya Surabaya, Arema FC, hingga Persik Kediri bermarkas di provinsi ini. Selain itu, masyarakat Jatim memiliki fanatisme luar biasa terhadap sepak bola. Stadion-stadion di Surabaya, Malang, dan Kediri selalu dipenuhi penonton setiap kali laga berlangsung.
Infrastruktur stadion di Jawa Timur juga relatif mumpuni. Gelora Bung Tomo (GBT) di Surabaya, Stadion Kanjuruhan di Malang, hingga Stadion Brawijaya di Kediri sudah beberapa kali menjadi tuan rumah pertandingan level nasional maupun internasional. Bahkan GBT sempat digunakan untuk ajang Piala Dunia U-17 2023, yang sukses digelar tanpa kendala berarti.
Dengan modal infrastruktur dan kultur sepak bola yang kuat ini, Jawa Timur dianggap sangat layak untuk kembali menjadi tuan rumah pertandingan internasional.
Persiapan Keamanan yang Ketat
PSSI menegaskan bahwa aspek keamanan adalah prioritas utama. Belajar dari berbagai pengalaman masa lalu, termasuk insiden yang tidak diinginkan dalam dunia sepak bola Indonesia, kini standar keamanan ditingkatkan dengan sangat serius.
Beberapa langkah konkret yang dilakukan antara lain:
- Koordinasi dengan Kepolisian dan TNI
PSSI bekerja sama dengan aparat keamanan untuk memastikan keamanan dalam dan luar stadion. Jumlah personel yang dikerahkan disesuaikan dengan tingkat risiko pertandingan. - Penerapan Teknologi Modern
Stadion di Surabaya dan Malang mulai dilengkapi dengan sistem kamera CCTV berteknologi tinggi. Teknologi ini memudahkan pemantauan kondisi stadion secara real-time. - Manajemen Suporter
PSSI bersama klub dan komunitas suporter menyusun regulasi ketat mengenai tata cara masuk stadion, distribusi tiket, hingga pengawasan terhadap barang bawaan. - Standar Evakuasi
Setiap stadion diwajibkan menyiapkan jalur evakuasi yang jelas serta personel medis dalam jumlah memadai. Hal ini sejalan dengan standar FIFA dan AFC.
Ketua Umum PSSI menegaskan, “Kami belajar dari masa lalu. Tidak boleh ada lagi kelalaian yang mengorbankan keselamatan. Pertandingan internasional di Jawa Timur harus menjadi bukti bahwa Indonesia bisa menggelar event dengan aman dan tertib.”
Dukungan Pemerintah Daerah
Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan laga internasional. Gubernur Jawa Timur menyatakan bahwa momentum ini tidak hanya berdampak pada olahraga, tetapi juga sektor ekonomi dan pariwisata.
Dengan hadirnya ribuan suporter dari luar negeri, hotel, restoran, hingga pelaku UMKM akan merasakan dampak positif. Selain itu, Jawa Timur dapat memperkenalkan kekayaan budaya dan wisata, mulai dari Bromo, Banyuwangi, hingga wisata sejarah di Surabaya.
“Ini bukan sekadar pertandingan sepak bola, melainkan kesempatan untuk menunjukkan wajah Jawa Timur kepada dunia,” ujar Gubernur Jatim.
Antusiasme Suporter Lokal
Suporter di Jawa Timur dikenal dengan loyalitas tinggi. Basis Bonek di Surabaya, Aremania di Malang, dan komunitas suporter lain selalu memberi warna dalam setiap pertandingan. Antusiasme ini menjadi modal besar dalam mendukung kesuksesan laga internasional.
Meski demikian, PSSI dan pihak keamanan terus mengingatkan agar antusiasme tersebut tetap disalurkan secara positif. Edukasi kepada suporter digencarkan, mulai dari kampanye “Suporter Damai” hingga program literasi keamanan stadion.
Seorang koordinator suporter Bonek mengungkapkan, “Kami ingin dunia melihat bahwa suporter Jawa Timur bisa mendukung dengan cara yang kreatif, damai, dan penuh semangat.”
Peningkatan Standar Stadion
Stadion yang dipilih untuk menggelar laga internasional juga mengalami peningkatan signifikan. Misalnya, Gelora Bung Tomo kini memiliki sistem pencahayaan baru berstandar FIFA, rumput stadion berkualitas internasional, dan kursi penonton yang lebih nyaman.
Selain itu, akses transportasi menuju stadion juga diperbaiki. Pemerintah kota Surabaya, misalnya, menyediakan layanan bus khusus bagi penonton untuk mengurangi kemacetan. Hal ini sekaligus mendukung aspek keamanan karena arus penonton lebih teratur.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Gelaran pertandingan internasional di Jawa Timur diprediksi membawa dampak ekonomi besar. Berdasarkan data dari ajang serupa sebelumnya, ratusan miliar rupiah bisa berputar dalam waktu singkat. Pendapatan tiket, konsumsi, transportasi, hingga merchandise menjadi sumber utama.
Selain itu, masyarakat lokal juga mendapat manfaat sosial. Anak-anak sekolah dapat menyaksikan langsung bintang sepak bola dunia, yang mungkin sebelumnya hanya mereka lihat di televisi. Inspirasi ini diharapkan memotivasi generasi muda untuk semakin giat berlatih sepak bola.
Harapan PSSI untuk Reputasi Internasional
Bagi PSSI, suksesnya pertandingan internasional di Jawa Timur bukan hanya soal olahraga, tetapi juga reputasi. Indonesia ingin dikenal sebagai negara yang mampu menggelar event besar dengan standar keamanan tinggi.
Hal ini penting mengingat PSSI juga tengah berupaya melobi agar Indonesia bisa menjadi tuan rumah lebih banyak ajang bergengsi, baik di level Asia maupun dunia. Dengan menunjukkan kesiapan di Jawa Timur, peluang itu semakin terbuka lebar.
Tantangan yang Harus Diantisipasi
Meski optimis, PSSI tetap menyadari ada sejumlah tantangan yang harus diantisipasi.
- Fanatisme Berlebihan
Suporter yang terlalu fanatik bisa menimbulkan gesekan. Oleh karena itu, pendekatan persuasif dan dialog dengan komunitas suporter sangat penting. - Kemacetan dan Logistik
Kota besar seperti Surabaya rentan macet, apalagi saat ada pertandingan besar. Manajemen lalu lintas harus benar-benar diperhatikan. - Cuaca Tropis
Kondisi cuaca yang panas dan lembap bisa memengaruhi performa pemain. PSSI memastikan bahwa jadwal pertandingan diatur sedemikian rupa agar pemain tidak mengalami dehidrasi berlebihan. - Keamanan Siber
Di era digital, keamanan tidak hanya soal fisik. Sistem penjualan tiket online harus aman dari kebocoran data maupun praktik calo digital.
Kolaborasi dengan FIFA dan AFC
Untuk memastikan standar internasional terpenuhi, PSSI juga menggandeng FIFA dan AFC dalam hal supervisi. Delegasi dari kedua federasi akan memantau langsung persiapan stadion, protokol keamanan, hingga kualitas pertandingan.
Langkah ini sekaligus menunjukkan keseriusan Indonesia dalam membangun kepercayaan internasional. “Kami ingin FIFA dan AFC melihat bahwa Indonesia sudah jauh lebih siap dibanding sebelumnya,” ujar Sekjen PSSI.
Suporter Mancanegara dan Citra Indonesia
Pertandingan internasional juga dipastikan akan menarik ribuan suporter mancanegara. Mereka tidak hanya datang untuk mendukung timnya, tetapi juga berwisata. Hal ini menjadi peluang emas bagi Indonesia untuk memperbaiki citra positif di mata dunia.
Pelayanan ramah, keamanan terjamin, dan suasana meriah akan membuat mereka pulang dengan kesan baik. Dampak jangka panjangnya, Indonesia akan semakin dipercaya sebagai destinasi event olahraga dunia.
Baca Juga: