Manchester United kembali menelan pil pahit setelah kalah 4-3 dari Brentford dalam lanjutan Premier League. Hasil ini bukan sekadar kekalahan biasa, melainkan kekalahan ke-16 Setan Merah musim ini—catatan terburuk mereka dalam satu musim liga selama 35 tahun terakhir. Ironisnya, kekalahan ini secara matematis memastikan mereka hanya bisa finis di papan bawah klasemen, sebuah pencapaian yang jauh dari ekspektasi klub sebesar United.
Di tengah harapan yang mulai menipis di liga domestik, satu-satunya jalan realistis bagi Manchester United untuk meraih tiket ke Liga Champions musim depan kini hanya melalui jalur Liga Europa. Kemenangan di kompetisi Eropa tersebut menjadi opsi terakhir untuk menyelamatkan musim yang telah terpuruk.
Pelatih Sporting CP, Ruben Amorim, yang belakangan dikaitkan dengan posisi manajerial di Old Trafford, turut menyuarakan keraguan. Ia menyatakan bahwa Manchester United belum siap untuk bersaing, baik di Premier League maupun di Liga Champions, jika tidak segera melakukan perombakan mendalam.
Kekalahan dari Brentford—tim yang justru sedang berjuang menuju zona Eropa—menjadi simbol jelas akan krisis konsistensi dan mentalitas yang tengah melanda skuad Erik ten Hag. Dengan tekanan meningkat dari para suporter dan media, masa depan klub bergengsi ini semakin penuh tanda tanya.
Liga Europa Jadi Jalan Terakhir Manchester United
Pelatih Manchester United, Ruben Amorim, mengakui adanya dilema besar yang tengah dihadapi timnya menjelang leg kedua semifinal Liga Europa melawan Athletic Club. Meski unggul agregat 3-0, Amorim tidak ragu menyebut bahwa United belum siap untuk tampil kompetitif di Premier League sekaligus bersaing di Liga Champions musim depan.
Dalam laga terakhir Premier League, Amorim membuat delapan perubahan dalam susunan pemain dan menurunkan skuad termuda ketiga dalam sejarah kompetisi, keputusan yang menunjukkan fokus utamanya kini tertuju pada Eropa. Dengan kesempatan langka untuk lolos ke Liga Champions lewat jalur juara Liga Europa, Amorim menegaskan pentingnya kemenangan, meski ia sadar betul kondisi skuadnya belum ideal.
“Ini adalah dilema yang nyata bagi klub,” ungkap Amorim dalam wawancara eksklusif bersama SBOTOP. “Kami belum siap untuk bermain di Premier League, menjadi kompetitif, dan berada di Liga Champions. Kami tahu itu. Tapi kami harus menang, kami harus berjuang untuk memenangkan kompetisi ini—untuk para fans kami, dan untuk tiket Liga Champions.”
Kemenangan di Liga Europa bukan hanya soal trofi, tetapi juga menjadi penyelamat musim yang penuh ketidakpastian bagi United. Di tengah performa inkonsisten di liga domestik, turnamen ini kini menjadi satu-satunya harapan untuk menyelamatkan reputasi dan masa depan klub di kancah Eropa.
Dari Brentford ke Bilbao Kontras Tajam Performa United di Dua Dunia
Manchester United kembali menghadapi kenyataan pahit setelah kekalahan dramatis 4-3 dari Brentford, meski sempat tertinggal 4-1 di delapan menit terakhir. Gol-gol telat dari Alejandro Garnacho dan Amad Diallo hanya mampu menambahkan sedikit rasa hormat untuk tim asuhan Ruben Amorim yang terus berjuang mencari konsistensi.
Meski ada momen positif—seperti gol pembuka Mason Mount yang menjadi gol liga pertamanya dalam 13 bulan—performa United di laga tersebut sangat kontras dengan kemenangan dominan 3-0 atas Athletic Club di leg pertama semifinal Liga Europa. Amorim, yang kini menghadapi tekanan untuk membawa timnya lolos ke Liga Champions melalui jalur Liga Europa, menyebut situasi ini sebagai “dilema nyata”.
“Kami tentu ingin menang, tetapi kami juga harus realistis. Setelah ini, kami akan punya waktu untuk mempersiapkan tim agar bisa bersaing di dua kompetisi,” ujar Amorim, menegaskan bahwa ia masih melihat tanda-tanda kemajuan di balik inkonsistensi performa timnya.
Namun kenyataannya, kegagalan United dalam menerjemahkan performa positif di Eropa ke dalam Premier League terus menghantui. Dengan peluang finis di papan atas yang telah sirna, satu-satunya harapan nyata kini tertuju pada Liga Europa—turnamen yang bisa menjadi penebusan sekaligus kunci masa depan klub di panggung Eropa.
Antara Cedera dan Harapan Mount Bersinar dalam Rencana Besar Amorim
Pelatih Manchester United, Ruben Amorim, menunjukkan keteguhan dan kejelasan arah meski timnya berada dalam situasi sulit. Setelah serangkaian kekalahan di Premier League dan performa yang inkonsisten, Amorim tetap percaya bahwa timnya mulai memahami cara bermain yang ia inginkan. Ia menegaskan bahwa semua tantangan harus diterima sebagai bagian dari proses pembangunan.
“Saya tidak ragu bahwa kami bermain lebih baik dan kami memahami cara bermain kami, bahkan dalam konteks seperti ini. Kami harus menerima semua pukulan,” ujar Amorim. Ia menegaskan bahwa fokus kini tertuju sepenuhnya pada pertandingan leg kedua semifinal Liga Europa hari Kamis mendatang, yang disebutnya sebagai laga terpenting musim ini bagi Manchester United.
Dalam sesi wawancara, Amorim juga memberi pujian khusus kepada Mason Mount, yang musim ini banyak diganggu oleh cedera. Menurut Amorim, Mount bukan hanya berkembang dalam penyelesaian akhir, tetapi juga dalam pemahaman taktis dan peran dinamisnya di lini tengah.
“Dia seperti gelandang ketiga yang mampu masuk ke kotak penalti. Dia sangat cerdas, terus berkembang, dan bekerja keras setiap hari. Kadang saya harus menghentikannya di latihan karena dia ingin terus melakukan lebih,” tutur Amorim dengan bangga. Meski Mount ingin bermain lebih banyak, menit bermainnya saat ini masih dikontrol ketat untuk menjaga kebugarannya.
Dengan tantangan besar di Premier League yang nyaris tak terselamatkan, Liga Europa menjadi satu-satunya jalan realistis untuk menutup musim ini dengan kepala tegak. Dan bagi Amorim, menjaga moral, mengelola beban fisik pemain, dan tetap percaya pada proses adalah kunci menghadapi tekanan yang terus meningkat.
Baca Juga :