mencuri satu poin dari kandang PSIM Yogyakarta. Kedua tim bermain imbang 2-2 pada laga tunda pekan ke-8 BRI Super League 2025/2026 yang berlangsung di Stadion Sultan Agung, Senin (29/12/2025) sore WIB.
Bagi PSBS, hasil ini terasa sangat berarti mengingat mereka tampil sebagai tim tamu dan menghadapi lawan yang tengah bersaing di papan atas klasemen. Meski sempat unggul dua gol, Kahudi menilai hasil imbang tetap patut disyukuri sesuai target awal tim.
PSBS Sempat Unggul Meyakinkan
PSBS Biak memulai pertandingan dengan pendekatan disiplin dan efektif. Strategi bertahan rapat yang dikombinasikan dengan serangan balik cepat terbukti membuahkan hasil. Gol pembuka dicetak oleh Eduardo Barbosa pada menit ke-13, memanfaatkan kelengahan lini belakang PSIM.
Kepercayaan diri PSBS meningkat setelah gol tersebut. Mereka kembali mencetak gol kedua melalui Ruyery Blanco pada menit ke-40. Skor 2-0 membuat PSBS berada di atas angin dan tampak mampu mengendalikan jalannya laga, meski tekanan dari tuan rumah terus meningkat.
Namun, PSIM berhasil memperkecil ketertinggalan tepat sebelum turun minum. Ze Valente mengeksekusi penalti dengan sempurna pada menit ke-45+1. Gol tersebut menjadi titik balik yang mengubah dinamika pertandingan.
Hilang Fokus Jadi Titik Balik
Memasuki babak kedua, PSIM langsung tampil agresif. Upaya tersebut membuahkan hasil cepat ketika Ezequiel Vidal mencetak gol penyama kedudukan pada menit ke-48. Skor berubah menjadi 2-2, dan PSBS mulai berada dalam tekanan berat.
Kahudi Wahyu Widodo mengakui bahwa anak asuhnya kehilangan konsentrasi setelah unggul dua gol. Menurutnya, pemain terlalu memilih bertahan dan hanya mengandalkan serangan balik, padahal skema yang disiapkan memungkinkan variasi permainan.
“Hasil ini saya syukuri karena sesuai target awal kami bisa mencuri poin dari kandang PSIM. Tapi jujur saya agak kecewa karena sudah unggul 2-0, namun akhirnya kebobolan,” ujar Kahudi seusai laga.
“Kami kurang konsentrasi dan tidak menjalankan beberapa hal yang kami latih. Anak-anak tidak berani menguasai bola, cenderung bertahan dan hanya counter-attack,” tambahnya.
Kelelahan dan Tekanan Beruntun
Kahudi menilai keputusan untuk terus bertahan membuat pemain PSBS terkuras secara fisik. PSIM yang terus menekan akhirnya mampu mendominasi penguasaan bola dan menciptakan banyak peluang.
“Dalam rencana kami, permainan bisa dibangun lewat build-up atau counter-attack. Tapi di lapangan selalu counter-attack. Akhirnya anak-anak kecapekan, PSIM menyerang terus, dan konsentrasi pemain kami mulai hilang,” jelas pelatih berusia 47 tahun itu.
Meski begitu, PSBS patut diapresiasi karena mampu bertahan hingga akhir laga dan mengamankan satu poin penting dari lawan yang secara kualitas berada di atas mereka.
Soroti Kepemimpinan Wasit
Selain mengevaluasi performa timnya, Kahudi juga menyinggung soal kepemimpinan wasit. Laga PSIM kontra PSBS dipimpin wasit asal Jepang, Yudai Yamamoto. Menurut Kahudi, ada beberapa keputusan yang dirasa kurang tegas dan memengaruhi ritme pertandingan.
“Saya agak terganggu dengan beberapa keputusan wasit. Menurut saya ada keputusan yang kurang tegas dan itu membuat pemain merasa tidak puas,” ungkapnya.
Meski demikian, Kahudi menegaskan bahwa hal tersebut tidak dijadikan alasan utama atas hasil imbang yang diraih. Ia tetap mengapresiasi perjuangan timnya dan kualitas lawan.
Apresiasi untuk PSIM Yogyakarta
Dalam pernyataannya, Kahudi juga memberikan pujian kepada PSIM Yogyakarta. Ia menilai Laskar Mataram memang pantas berada di papan atas klasemen karena konsistensi permainan mereka.
“PSIM adalah tim yang sangat konsisten dan pantas berada di peringkat lima. Mereka sangat kuat di lini tengah. Mau tidak mau kami harus bertahan rapat dan mengandalkan counter-attack. Alhamdulillah, ada hasil yang kami dapat,” tuturnya.
Pujian tersebut menunjukkan respek Kahudi terhadap kualitas lawan, sekaligus menegaskan bahwa satu poin dari laga ini bukan hasil yang mudah didapat.
Jadi Bahan Evaluasi ke Depan
Terlepas dari hasil positif, Kahudi menegaskan bahwa laga ini akan menjadi bahan evaluasi penting bagi PSBS Biak. Ia berharap ke depan para pemain lebih berani menguasai bola dan tidak selalu bertumpu pada serangan balik.
“Setiap taktik pasti ada konsekuensinya. Ke depan saya ingin anak-anak lebih berani pegang bola, tidak selalu counter-attack, meskipun skema dasar kami seperti itu,” tegasnya.
Senada dengan sang pelatih, winger PSBS, Heri Susanto, juga menyambut positif hasil imbang ini. Ia menilai satu poin di laga tandang tetap menjadi modal berharga untuk kebangkitan tim.
“Alhamdulillah kami away dapat satu poin. Memang ada peluang untuk menang, tapi tetap kami syukuri. Saya senang dengan kerja keras tim. Mudah-mudahan ini jadi awal kebangkitan dan kami bisa fokus ke laga berikutnya,” ujar Heri.
Posisi PSBS di Klasemen
Tambahan satu poin membuat PSBS Biak masih bertahan di peringkat ke-15 klasemen sementara BRI Super League dengan koleksi 13 poin, hasil dari tiga kemenangan, empat kali imbang, dan delapan kekalahan.
Meski masih berada di papan bawah, hasil imbang kontra PSIM memberi sinyal positif bahwa PSBS memiliki potensi untuk bersaing dan keluar dari tekanan. Jika evaluasi berjalan efektif, bukan tidak mungkin Badai Pasifik perlahan memperbaiki posisi mereka seiring berjalannya kompetisi.
BACA JUGA :












