1920x600-TOP-ID
ID
ID
previous arrow
next arrow

SBOTOP: Tertahan di Kandang Semen Padang Masih Dibayangi Ancaman Degradasi Usai Imbang Kontra Persik

Musim kompetisi Liga 2 Indonesia 2024/2025 semakin mendekati akhir, dan tekanan semakin terasa di setiap lini, terutama bagi tim-tim yang masih berjibaku di papan bawah. Salah satu klub legendaris yang kini tengah berjuang menghindari jurang degradasi adalah Semen Padang FC. Klub asal Sumatra Barat itu kembali gagal meraih kemenangan saat menjamu Persik Kediri, hanya mampu bermain imbang 1-1 di Stadion Haji Agus Salim, Padang.

Hasil tersebut jelas bukan yang diharapkan oleh para pendukung “Kabau Sirah”, mengingat posisi mereka di klasemen belum sepenuhnya aman. Laga kontra Persik menjadi gambaran nyata bahwa jalan Semen Padang untuk bertahan di Liga 2 masih sangat terjal, dan bahkan bisa berujung tragis jika tidak segera dibenahi.

Awal Laga yang Menjanjikan Tapi Hasil Kurang Maksimal

Pada pertandingan tersebut, Semen Padang tampil dengan semangat tinggi di hadapan ribuan pendukung setianya. Mereka berhasil membuka keunggulan terlebih dahulu pada menit ke-23 melalui sontekan keras Rudi yang memanfaatkan umpan silang matang dari sisi kanan. Gol ini membakar semangat para pemain dan membuat publik Stadion Haji Agus Salim bergemuruh.

Namun keunggulan itu tidak bertahan lama. Persik menunjukkan kualitasnya sebagai tim yang berpengalaman. Pada menit ke-41, kesalahan lini tengah Semen Padang dimanfaatkan oleh Persik untuk melakukan serangan balik cepat. Bola akhirnya diselesaikan dengan sempurna oleh Jefri Kurniawan yang mencetak gol penyama kedudukan.

Skor 1-1 bertahan hingga peluit panjang dibunyikan. Meskipun beberapa peluang emas sempat tercipta di babak kedua, termasuk satu sundulan Mardiono yang membentur mistar gawang, tidak ada tambahan gol yang lahir. Skor imbang pun menjadi kenyataan pahit yang harus ditelan Semen Padang.

Hasil Imbang yang Penuh Konsekuensi

Dengan hanya meraih satu poin di laga kandang ini, Semen Padang gagal menjauh dari zona merah. Mereka kini berada di posisi ke-14 klasemen sementara, hanya unggul tipis satu poin dari tim yang menempati zona degradasi. Padahal, dengan sisa laga yang kian menipis, Semen Padang sangat membutuhkan kemenangan demi mengamankan posisinya di kasta kedua sepak bola nasional.

Pelatih kepala Semen Padang, Eko Roni Saputra, menyebut hasil imbang ini sebagai hal yang mengecewakan namun tetap harus disyukuri. “Kami punya banyak peluang tapi tidak bisa menyelesaikannya dengan baik. Kami harus bekerja keras di sisa laga. Tidak ada ruang untuk kesalahan lagi,” ungkap Eko dalam konferensi pers usai pertandingan.

Mentalitas dan Finishing Masih Jadi PR Besar

Dari catatan statistik pertandingan, Semen Padang sejatinya mendominasi jalannya laga, terutama dari sisi penguasaan bola dan jumlah tembakan ke gawang. Namun efektivitas menjadi masalah utama. Dari 12 tembakan, hanya tiga yang mengarah tepat ke gawang, dan hanya satu yang menjadi gol.

Masalah finishing bukan hal baru bagi tim asal Sumatra Barat ini. Sejak awal musim, mereka sudah kesulitan mencetak gol secara konsisten. Ditambah dengan absennya striker asing yang sebelumnya sempat menjadi tumpuan, lini depan Semen Padang seolah kehilangan taring.

Selain itu, mental para pemain juga menjadi sorotan. Dalam beberapa laga penting, mereka kerap kehilangan konsentrasi saat unggul atau gagal menjaga fokus hingga akhir pertandingan. Hasil imbang kontra Persik menjadi cerminan bagaimana mental bertanding Semen Padang belum sepenuhnya siap menghadapi tekanan di papan bawah.

Suporter Mulai Resah Tapi Tetap Setia

Tak dapat dimungkiri, para pendukung setia Semen Padang merasa kecewa dengan hasil ini. Namun demikian, mereka tetap menunjukkan dukungan penuh. Spanduk-spanduk bertuliskan “Kami Percaya, Asal Kalian Berjuang” terbentang di tribun timur, menggambarkan keinginan suporter agar para pemain tetap bermain dengan semangat juang tinggi hingga akhir musim.

Ketua Ultras Kabau Sirah, Rizki Hidayat, mengatakan bahwa hasil memang mengecewakan, tapi harapan masih ada. “Kami kecewa, ya, tentu. Tapi kami tidak akan meninggalkan tim. Kami akan terus nyanyikan lagu dukungan, entah itu di kandang atau tandang. Yang kami minta hanya satu: jangan menyerah,” katanya penuh emosi.

Persaingan Klasemen yang Semakin Ketat

Di papan bawah klasemen Liga 2, persaingan untuk lolos dari zona degradasi sangat ketat. Tiga tim terbawah hanya terpaut 2 hingga 3 poin saja. Artinya, satu kekalahan atau kemenangan bisa langsung mengubah peta persaingan secara drastis.

Semen Padang saat ini bersaing ketat dengan tim-tim seperti Persiba Balikpapan, PSPS Riau, dan Deltras Sidoarjo. Dari tiga laga sisa, mereka harus menghadapi dua laga tandang yang sulit, termasuk melawan PSIM Yogyakarta yang sedang dalam tren positif.

Kalkulasi poin pun menjadi hal vital. Dari sembilan poin maksimal tersisa, Semen Padang paling tidak harus meraih enam untuk benar-benar aman. Jika tidak, nasib mereka akan sangat tergantung pada hasil pertandingan tim-tim lain.

Manajemen Diminta Bertindak Cepat

Sorotan kini juga mengarah kepada manajemen klub. Sejumlah kalangan menilai bahwa perencanaan tim musim ini kurang matang, terutama dalam hal perekrutan pemain dan konsistensi pelatih. Beberapa pergantian strategi dan kebijakan internal justru menciptakan ketidakstabilan di ruang ganti.

Direktur Teknik Semen Padang, Hendri Naldo, menyebut bahwa pihaknya sedang melakukan evaluasi cepat. “Kami tahu hasil ini belum memuaskan. Tapi kami minta masyarakat bersabar. Semua pihak harus bersatu, termasuk manajemen, pemain, pelatih, dan suporter,” ujarnya.

Langkah cepat yang dilakukan manajemen sejauh ini adalah menambah sesi latihan tertutup dan memperpanjang waktu pemulihan fisik pemain. Selain itu, sesi motivasi dari psikolog olahraga juga sudah dilakukan untuk membangkitkan semangat tim.

Tiga Laga Terakhir Tiga Final untuk Kabau Sirah

Semen Padang kini berada dalam mode darurat. Tiga laga terakhir musim ini bukan sekadar pertandingan biasa. Mereka akan menghadapi:

  • PSCS Cilacap (tandang)
    Laga yang tak mudah. PSCS juga belum aman dari degradasi. Tekanan mental akan menjadi faktor penentu.
  • Deltras Sidoarjo (kandang)
    Laga ini bisa disebut sebagai “laga hidup-mati” karena Deltras adalah pesaing langsung di papan bawah.
  • Persiba Balikpapan (tandang)
    Jika masih belum aman, laga ini bisa menjadi penentu apakah Semen Padang bertahan atau terdegradasi.

Pemain senior seperti Rudi, Mardiono, dan Dedi Gusmawan diharapkan mampu mengangkat moral tim dan menjadi contoh di lapangan. Pelatih Eko Roni pun bertekad mempersiapkan tim secara taktis dan mental sebaik mungkin.

Kenangan Masa Lalu dan Ancaman Masa Depan

Semen Padang bukan klub biasa. Mereka pernah menjadi kekuatan besar di kompetisi Indonesia, bahkan mewakili Indonesia di kompetisi AFC Cup. Nama besar itu kini terancam tercoreng jika mereka tak mampu mempertahankan eksistensinya di Liga 2.

Degradasi bukan sekadar kehilangan kasta, tapi juga kehilangan daya tarik untuk sponsor, kepercayaan suporter, dan bahkan regenerasi pemain. Akademi Semen Padang yang selama ini cukup produktif juga akan terdampak jika tim seniornya gagal bertahan.

Namun, sejarah besar itu juga bisa menjadi bahan bakar semangat bagi tim. “Kami tahu siapa kami. Semen Padang bukan klub kecil. Ini waktunya kami buktikan bahwa kami bisa bangkit bersama,” tegas kapten tim, Dedi Gusmawan.

Baca Juga:

TAGS:
CLOSE