1920x600-TOP-ID
ID
ID
previous arrow
next arrow

SBOTOP Warisan Sang Arsitek: De Bruyne Tinggalkan Jejak Abadi di Manchester City

Kevin De Bruyne, gelandang kreatif asal Belgia, telah menjadi jantung permainan Manchester City selama hampir satu dekade. Ketika kabar perpisahannya dengan klub resmi diumumkan, tidak hanya para pendukung City yang tersentak—seluruh dunia sepak bola merasa kehilangan salah satu maestro terbaik generasi ini. Namun, De Bruyne pergi bukan dalam bayang-bayang kegagalan atau konflik, melainkan dengan kepala tegak, membawa serta warisan abadi yang akan terus dikenang dalam sejarah klub.

Dalam dunia sepak bola modern yang penuh dengan dinamika transfer dan perubahan cepat, kehadiran sosok seperti De Bruyne—yang setia, berpengaruh, dan konsisten—adalah hal langka. Artikel ini mengulas perjalanan luar biasa sang arsitek lapangan tengah, kontribusinya terhadap kejayaan Manchester City, serta warisan yang ia tinggalkan di Etihad Stadium.

Awal Mula Jalan Berliku Menuju Etihad

Kevin De Bruyne bukanlah pemain yang langsung bersinar di level atas. Setelah menimba ilmu di Genk dan menunjukkan performa menjanjikan di Bundesliga bersama Werder Bremen dan VfL Wolfsburg, namanya mulai diperhitungkan di panggung Eropa. Namun, jalan menuju kesuksesan tidak selalu mulus.

Pada 2012, De Bruyne sempat dibeli Chelsea, namun jarang mendapat kesempatan bermain. Ironisnya, klub London itu gagal melihat potensi luar biasa yang ia miliki. Pada 2015, Manchester City di bawah asuhan Manuel Pellegrini melihat peluang emas dan memutuskan untuk memulangkannya ke Premier League dengan banderol £55 juta—angka yang dianggap mahal saat itu, namun terbukti sebagai investasi terbaik dalam sejarah klub.

Transformasi di Bawah Guardiola

Kedatangan Pep Guardiola pada 2016 mengubah banyak hal di Manchester City, termasuk cara De Bruyne bermain. Jika sebelumnya ia sudah menunjukkan potensi sebagai gelandang serang kreatif, maka bersama Guardiola, kemampuannya dimaksimalkan ke titik tertinggi.

De Bruyne berevolusi menjadi pemain serba bisa. Ia bisa bermain sebagai gelandang tengah, gelandang serang, hingga false nine jika dibutuhkan. Visi bermainnya yang tajam, kemampuan passing presisi, tendangan jarak jauh yang mematikan, dan kepemimpinan di lapangan menjadikannya jenderal permainan The Citizens.

Di bawah Guardiola, De Bruyne memenangkan:

  • 6 gelar Premier League
  • 2 Piala FA
  • 5 Piala Liga Inggris
  • 1 Liga Champions UEFA
  • 1 Piala Super Eropa
  • 1 Piala Dunia Antarklub FIFA

Itu bukan sekadar angka—itu adalah bukti nyata dominasi dan konsistensi.

Statistik yang Bicara

Selama mengenakan seragam Manchester City, De Bruyne mencatatkan:

  • Penampilan: 382 pertandingan
  • Gol: 103
  • Assist: 169
  • Passing akurat per laga: Rata-rata 89%
  • Peluang diciptakan: Lebih dari 700

Angka-angka ini menempatkannya sebagai pemain dengan jumlah assist terbanyak dalam sejarah klub dan salah satu yang tertinggi di Premier League sepanjang masa, hanya bersaing dengan nama legendaris seperti Ryan Giggs dan Cesc Fabregas.

Namun, statistik hanyalah puncak gunung es. Yang membuat De Bruyne istimewa adalah bagaimana ia membuat tim bekerja lebih baik. Ia bukan hanya menciptakan peluang—ia mengatur tempo, membuka ruang, dan menjadi inspirasi di setiap lini.

Momen-Momen Ikonik

Banyak momen yang akan dikenang fans Manchester City terkait Kevin De Bruyne, namun beberapa di antaranya begitu monumental hingga menjadi bagian dari sejarah klub:

  • Assist ke-100 Premier League (vs. Southampton, 2021)
    Aksinya menusuk ke sisi kanan sebelum mengirim umpan silang mendatar yang diselesaikan oleh Sterling adalah contoh klasik dari umpan khas De Bruyne—akurasi dan timing yang sempurna.
  • Final Liga Champions 2023
    Meski digantikan karena cedera, kontribusinya sepanjang musim membawa City meraih gelar yang selama ini selalu lepas dari genggaman. Keberadaannya di lapangan memberi kepercayaan diri dan struktur permainan.
  • Gol jarak jauh ke gawang Chelsea (2022)
    Tendangan melengkung kaki kanan dari luar kotak penalti yang menundukkan Mendy menjadi salah satu gol terbaik dalam kariernya, dan momen balas dendam simbolis kepada klub yang pernah melepasnya.

Pemimpin Tanpa Mahkota

Meski tidak selalu mengenakan ban kapten, De Bruyne adalah pemimpin sejati di lapangan. Ia memberi contoh lewat sikap profesional, dedikasi di latihan, dan performa tanpa kompromi. Ia juga dikenal sebagai pemain yang tidak banyak bicara, namun ketika berbicara, rekan setim mendengarkan.

Saat musim penuh tekanan datang, De Bruyne sering menjadi pembeda. Dalam kondisi sulit, ia mampu menciptakan keajaiban dari situasi tak terduga—sebuah ciri khas pemain kelas dunia.

Sosok di Luar Lapangan

Di luar lapangan, Kevin De Bruyne dikenal sebagai pribadi yang sederhana dan tidak suka sorotan. Ia jarang tampil dalam kontroversi media dan lebih memilih membiarkan kinerjanya di lapangan yang berbicara.

Ia juga aktif dalam kegiatan amal, termasuk mendukung program pendidikan untuk anak-anak di Belgia dan komunitas sepak bola akar rumput. Perannya sebagai duta besar FIFA Foundation juga menunjukkan kepeduliannya terhadap masa depan olahraga ini secara global.

Reaksi Dunia Sepak Bola

Kabar perpisahan De Bruyne dari Manchester City memicu gelombang penghormatan dari berbagai kalangan. Pep Guardiola dalam konferensi pers mengatakan:

“Kevin bukan hanya pemain terbaik yang pernah saya latih, tapi juga manusia luar biasa. Ia akan selalu menjadi bagian dari sejarah klub ini.”

Legenda sepak bola Belgia, Vincent Kompany, menyebutnya sebagai “arsitek generasi emas Belgia” dan “ikon Premier League sejati”.

Di media sosial, tagar #ThankYouKDB dan #DeBruyneLegacy menjadi trending global, dengan fans dari berbagai belahan dunia berbagi momen favorit mereka tentang sang maestro.

Kemungkinan Tujuan Selanjutnya

Hingga artikel ini ditulis, belum ada konfirmasi resmi ke mana De Bruyne akan berlabuh selanjutnya. Beberapa laporan menyebutkan kemungkinan pindah ke MLS, dengan klub seperti LA Galaxy dan Inter Miami tertarik mendatangkannya sebagai marquee player.

Namun, ada juga rumor kembalinya ke Belgia untuk memperkuat klub masa kecilnya, KRC Genk, dalam peran pemain sekaligus mentor bagi generasi muda. Apa pun pilihannya, yang jelas, ia tidak akan kekurangan peminat.

Warisan yang Ditinggalkan

Warisan Kevin De Bruyne di Manchester City tidak hanya soal trofi dan assist. Ia mengubah cara klub memandang sepak bola. Bersamanya, City menjadi tim yang tak hanya menang, tapi menang dengan cara indah.

Ia menginspirasi generasi pemain muda, mengangkat standar permainan gelandang modern, dan menjadikan dirinya tolak ukur baru bagi kreativitas di lini tengah. Bagi fans City, nama De Bruyne akan selalu identik dengan era keemasan klub.

Etihad Stadium mungkin akan menyambut patung De Bruyne suatu hari nanti—di samping Kompany, Silva, dan Aguero—sebagai penghormatan bagi kontribusinya yang tak ternilai.

Baca Juga:

TAGS:
CLOSE