Nama Thoriq Alkatiri kini semakin akrab di telinga pencinta sepak bola Indonesia. Wasit berusia 37 tahun itu terus menunjukkan kualitasnya bukan hanya di level domestik, tetapi juga di panggung Asia. Dalam beberapa tahun terakhir, Thoriq kerap dipercaya memimpin pertandingan-pertandingan penting di berbagai ajang internasional.
Dikenal sebagai salah satu wasit terbaik Indonesia, Thoriq tidak hanya tampil di BRI Super League, tetapi juga aktif memimpin laga di kompetisi seperti AFC Champions League 2, AFC Challenge League, hingga babak Kualifikasi Piala Asia. Kepercayaan yang diberikan kepadanya menjadi bukti bahwa kualitas perwasitan Indonesia memiliki standar yang bisa bersaing di level Asia.
Menariknya, Thoriq mengaku lebih menikmati atmosfer pertandingan di level Asia dibandingkan kompetisi lokal. Bukan karena level kompetisinya saja yang berbeda, tetapi juga karena respons para pemain terhadap aturan pertandingan.
Lebih Nyaman Memimpin Laga Asia: Pemain Lebih Tertib dan Kompetitif
Dalam wawancara di Indonesia Arena, Jakarta, Minggu (8/12/2025), Thoriq membagikan pengalamannya tentang perbedaan bertugas di liga lokal dan kompetisi Asia. Ia mengakui bahwa secara teknis, tugas wasit sebenarnya sama saja, tetapi perbedaan perilaku pemain membuatnya lebih nyaman bertugas di luar negeri.
“Sebetulnya tidak ada perbedaan dari segi perwasitan. Cuma saya lebih enjoy di Asia. Pemainnya lebih sadar akan aturan dan mereka lebih fokus dengan permainan,” ungkapnya.
Menurut Thoriq, tingkat disiplin pemain di kompetisi Asia cukup tinggi. Protes yang berlebihan, permainan yang terlalu keras, atau taktik menjatuhkan lawan dengan cara tidak sportif lebih jarang ditemui. Hal tersebut membuat tugas seorang wasit terasa lebih ringan dan terstruktur.
Di liga lokal, tekanan sering datang dari banyak arah—baik dari pemain, pelatih, maupun suporter yang dikenal sangat ekspresif. Sementara di level Asia, keputusan wasit lebih dihormati, sehingga pertandingan berjalan lebih kondusif.
Target Berikutnya: Menembus Level AFC Champions League Elite
Meskipun sudah sering memimpin pertandingan di level Asia, Thoriq belum pernah tampil sebagai wasit utama di AFC Champions League Elite, kompetisi klub tertinggi di Asia. Selama ini, kesempatan yang datang baru sebagai ofisial keempat, termasuk saat menghadapi laga besar Buriram United vs Johor Darul Ta’zim pada musim 2025/2026.
Meski demikian, Thoriq sangat optimistis dapat mencapai level tertinggi tersebut suatu hari nanti.
“Harus melalui beberapa tahapan, dan Insya Allah nanti semoga bisa,” tegasnya.
Tidak mudah bagi seorang wasit untuk naik ke level elite Asia, karena diperlukan evaluasi berkelanjutan, sertifikasi lanjutan, serta konsistensi dalam memimpin pertandingan besar. Namun, dengan pengalaman dan reputasi positif yang terus meningkat, peluang Thoriq tetap terbuka lebar.
Tidak Lekas Puas: Thoriq Terus Belajar Setiap Hari
Meskipun sudah mengantongi lisensi FIFA, Thoriq tak lantas merasa puas. Ia menegaskan bahwa seorang wasit tidak boleh merasa telah mencapai puncak, karena perkembangan sepak bola terus berubah dan standar perwasitan semakin ketat.
“Saya merasa masih tetap harus belajar setiap hari. Saya memperlakukan setiap pertandingan seperti pertandingan terakhir saya dan melakukan yang terbaik,” ujarnya.
Komitmen itulah yang membuat Thoriq dihormati oleh banyak pemain dan pelatih. Ketegasan, konsistensi, dan kejujuran dalam memimpin laga menjadi nilai utama yang dijunjungnya.
Menurut Thoriq, pengalaman perwasitan tidak hanya datang dari pertandingan besar, tetapi juga dari laga-laga rutin yang memberi banyak pelajaran teknis dan mental.
Karier Panjang yang Terus Berkembang
Thoriq Alkatiri memulai kariernya sebagai wasit profesional bertahun-tahun lalu dan terus berkembang hingga kini menjadi salah satu nama paling disorot di Indonesia. Dengan usia yang masih produktif, Thoriq masih memiliki banyak kesempatan untuk memperluas kiprahnya, baik di level domestik maupun internasional.
Kepercayaan AFC untuk rutin menunjuknya sebagai wasit menunjukkan bahwa kualitasnya diakui. Kini, langkah berikutnya adalah membuka jalan menuju AFC Champions League Elite—sebuah prestasi yang belum dicapai wasit Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Kompetisi Asia memberi tantangan berbeda, baik dari segi tekanan maupun kualitas pemain. Namun bagi Thoriq, semua itu justru menjadi motivasi untuk memberikan performa terbaiknya setiap kali bertugas.
Kesimpulan: Level Asia Lebih Berat, Tapi Lebih Menyenangkan
Bagi Thoriq, memimpin pertandingan di level Asia bukan sekadar pengalaman, tetapi juga ruang untuk berkembang. Meski kompetisi lokal tetap penting, ia mengakui bahwa laga Asia memberikan tingkat profesionalisme lebih tinggi baik dari pemain maupun lingkungan pertandingannya.
Dengan mentalitas belajar yang tidak pernah padam, dukungan federasi, dan performa yang semakin solid, Thoriq berpeluang menjadi salah satu wasit Indonesia paling sukses dalam sejarah.
BACA JUGA :












