1920x600-TOP-ID
ID
ID
previous arrow
next arrow

SBOTOP : Pelatih Bhayangkara FC Paul Munster Akui GBK Jadi Stadion Istimewa Baginya

Bagi pelatih Bhayangkara FC, Paul Munster, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) bukan sekadar arena pertandingan. Stadion ikonik di jantung Jakarta itu memiliki makna emosional yang dalam, karena menjadi titik awal perjalanan kariernya di sepak bola Indonesia. Setiap kali kembali menginjakkan kaki di stadion bersejarah tersebut, Munster seolah diajak bernostalgia ke momen-momen penting yang membentuk langkah profesionalnya hingga saat ini.

Awal Kisah Paul Munster di Gelora Bung Karno

Kisah Paul Munster dengan Stadion Utama Gelora Bung Karno bermula pada 15 Juni 2019. Saat itu, pelatih asal Irlandia Utara tersebut datang ke Jakarta bukan sebagai bagian dari kompetisi domestik, melainkan sebagai pelatih kepala Timnas Vanuatu. Ia memimpin Vanuatu dalam laga uji coba internasional melawan Timnas Indonesia.

Pertandingan tersebut menjadi pengalaman yang tak terlupakan, meski berakhir pahit bagi Munster. Timnas Indonesia tampil dominan dan menang telak 6-0 melalui performa impresif para pemainnya, termasuk Evan Dimas Darmono dan rekan-rekan. Kekalahan besar itu menjadi pelajaran penting bagi Munster, sekaligus momen pertama dirinya merasakan atmosfer luar biasa SUGBK yang dipenuhi puluhan ribu suporter.

Dari Kekalahan ke Awal Karier di Indonesia

Menariknya, hanya berselang tiga bulan setelah laga tersebut, Paul Munster justru memulai babak baru dalam hidupnya di Indonesia. Ia resmi bergabung dengan Bhayangkara FC dan untuk pertama kalinya menukangi The Guardians. Keputusan tersebut menjadi titik balik yang mengubah arah karier Munster, dari pelatih tim nasional asing menjadi bagian dari kompetisi sepak bola Indonesia.

Sejak saat itu, Munster dikenal sebagai salah satu pelatih asing yang konsisten dan memahami karakter sepak bola Tanah Air. Pengalamannya melatih Bhayangkara FC di berbagai musim membentuk reputasi sebagai pelatih yang menekankan disiplin, organisasi permainan, dan mentalitas bertarung.

Enam Tahun Berlalu, Kenangan Masih Melekat

Menjelang laga tunda pekan kedelapan BRI Super League musim 2025/2026 melawan Persija Jakarta, Munster kembali mengenang momen pertamanya di SUGBK. Enam tahun telah berlalu sejak 2019, namun kenangan itu terasa masih segar di benaknya.

“Ya, sebelum saya masuk, saya sempat bicara dengan Firza. Pengalaman saya di sini tahun 2019, enam tahun lalu. Waktu benar-benar berlalu dengan cepat,” ujar Munster dalam sesi konferensi pers jelang laga, Minggu (28/12/2025) malam WIB.

Ia mengaku sering membagikan cerita tersebut kepada para pemain Bhayangkara FC, termasuk Firza Andika, yang juga memiliki keterkaitan emosional dengan SUGBK karena latar belakangnya bersama Persija Jakarta.

Gelora Bung Karno, Stadion Terbaik di Indonesia

Bagi Munster, SUGBK memiliki standar tersendiri yang membedakannya dari stadion-stadion lain di Indonesia. Ia menyebut stadion tersebut sebagai yang terbaik di Tanah Air, baik dari sisi atmosfer, fasilitas, maupun sejarahnya.

“Ini stadion terbaik di Indonesia, juga di Jakarta. Setiap kali bermain di sini, rasanya selalu spesial,” ungkap Munster. Menurutnya, bermain di stadion besar seperti SUGBK memberi sensasi berbeda bagi pemain dan pelatih, sekaligus menuntut tanggung jawab lebih besar untuk menampilkan performa terbaik.

Atmosfer megah dan tekanan suporter menjadi tantangan tersendiri, terutama saat Bhayangkara FC bertindak sebagai tim tamu. Namun bagi Munster, tantangan itulah yang justru memacu motivasi.

Ambisi Tiga Poin di Kandang Persija

Meski sarat kenangan, Munster menegaskan bahwa nostalgia tidak boleh mengalahkan tujuan utama tim. Ia datang ke SUGBK dengan target jelas: membawa Bhayangkara FC meraih kemenangan atas Persija Jakarta.

“Tentu stadionnya luar biasa, tapi akan jauh lebih baik jika kami bisa pulang dengan tiga poin,” tegas Munster. Pernyataan tersebut mencerminkan mentalitas kompetitif sang pelatih yang selalu menempatkan hasil sebagai prioritas utama.

Laga melawan Persija memiliki arti strategis bagi Bhayangkara FC. Selain bernilai tiga poin, hasil positif di SUGBK akan menjadi suntikan kepercayaan diri bagi tim dalam persaingan papan tengah BRI Super League musim ini.

Perpaduan Emosi dan Profesionalisme

Kembalinya Paul Munster ke Stadion Utama Gelora Bung Karno menjadi simbol perjalanan panjangnya di Indonesia. Dari kekalahan telak bersama Vanuatu, hingga kini memimpin Bhayangkara FC menghadapi Persija di stadion yang sama, Munster telah melewati berbagai fase penting dalam kariernya.

Namun, di balik kisah emosional tersebut, Munster tetap menekankan profesionalisme. Baginya, sepak bola adalah tentang proses, pembelajaran, dan hasil. Kenangan masa lalu boleh dikenang, tetapi fokus utama tetap pada pertandingan yang ada di depan mata.

Panggung Besar, Target Besar

Laga di SUGBK selalu menghadirkan sorotan besar, baik dari media maupun publik sepak bola nasional. Paul Munster menyadari betul hal tersebut dan berharap para pemain Bhayangkara FC mampu menikmati atmosfer laga tanpa kehilangan fokus.

Dengan sejarah panjang yang mengikatnya dengan Stadion Utama Gelora Bung Karno, Munster kembali ke panggung yang pernah menjadi saksi awal langkahnya di Indonesia. Kali ini, ia datang bukan sekadar membawa kenangan, melainkan ambisi besar untuk menorehkan hasil manis bersama Bhayangkara FC.

BACA JUGA :

TAGS:
CLOSE