Keputusan Tottenham Hotspur untuk memecat Ange Postecoglou setelah dua tahun bekerja sebagai manajer klub ini mengejutkan banyak pihak, mengingat pengaruh besar yang ia miliki, terutama dalam menakhodai tim menuju pencapaian luar biasa di kompetisi Eropa. Pemecatan ini datang setelah musim yang penuh gejolak, di mana Spurs hanya finis di peringkat 17 Premier League, posisi yang jauh dari harapan banyak pihak, namun tidak bisa menutupi kenyataan bahwa mereka akhirnya meraih gelar juara Eropa, mengakhiri paceklik trofi selama 17 tahun.
Perjalanan Postecoglou di Spurs Antara Tantangan dan Keberhasilan
Saat Postecoglou pertama kali datang ke Spurs dari Celtic dua tahun yang lalu, banyak yang meragukan kemampuannya untuk menyesuaikan diri dengan tantangan di Premier League, mengingat sepak bola Inggris sangat berbeda dengan apa yang ia jalani di Skotlandia. Namun, pelatih asal Australia ini terbukti lebih dari sekadar mampu untuk menyesuaikan diri, meskipun musim perdananya tidak berjalan mulus.
Meskipun Tottenham mengalami musim yang buruk di Premier League, finis di posisi 17, Postecoglou tetap berhasil memberikan angin segar dengan filosofi permainan menyerang yang menarik. Tim yang ia bentuk memiliki identitas jelas: agresif, berani, dan siap menekan lawan dari lini pertama. Tapi meskipun banyak pujian datang atas cara bermain timnya, kegagalan untuk meraih konsistensi di liga domestik menempatkan Tottenham dalam posisi yang sangat tidak menguntungkan.
Kemenangan Bersejarah di Liga Europa
Namun, meskipun perjalanan mereka di Premier League dipenuhi dengan kekecewaan, Postecoglou berhasil mewujudkan apa yang ia janjikan pada awal kedatangannya: sebuah trofi. Pada 21 Mei, di babak final Liga Europa, Spurs mengalahkan Manchester United 1-0, sebuah kemenangan yang tidak hanya memberikan gelar pertama mereka di kompetisi Eropa, tetapi juga menandakan berakhirnya paceklik trofi yang telah berlangsung selama 17 tahun di Tottenham. Kemenangan ini menandai momen penting dalam sejarah klub, memberikan bukti bahwa meskipun Postecoglou tidak bisa mengembalikan Spurs ke posisi puncak Premier League, ia berhasil membawa mereka kembali ke jalur kemenangan.
Secara pribadi, Postecoglou juga mendukung klaim yang ia buat pada bulan September sebelumnya, di mana ia berani menyatakan bahwa dalam musim keduanya di sebuah klub, ia selalu mampu meraih trofi. Klaim tersebut terbukti benar dengan kesuksesan Spurs di Liga Europa, membuktikan bahwa filosofi dan keteguhan yang ia tanamkan pada tim membuahkan hasil, meskipun harus diakui bahwa perjalanan menuju gelar ini tak berjalan mudah.
Tantangan yang Terus Ada Mengatasi Krisis di Liga Domestik
Namun, meskipun keberhasilan di Eropa membawa kebahagiaan bagi para pendukung Spurs, kenyataan bahwa tim mereka hanya finis di peringkat 17 di Premier League tak bisa diabaikan. Hal ini menjadi bagian besar dari alasan di balik keputusan Spurs untuk memecat Postecoglou. Meski gaya bermain menyerang yang ia terapkan mendapatkan banyak pujian, hasil yang tak stabil di kompetisi domestik, terutama di liga, menunjukkan bahwa masalah fundamental dalam tim belum berhasil teratasi.
Ketergantungan pada pemain bintang dan ketidakmampuan untuk konsisten meraih hasil positif dalam pertandingan-pertandingan penting membuat Postecoglou kesulitan untuk membawa tim kembali ke puncak persaingan di Premier League. Ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan di lini belakang dan dalam mempertahankan performa di pertandingan-pertandingan besar.
Mengakhiri Paceklik Trofi yang Panjang
Terlepas dari kegagalan di liga domestik, kemenangan di Liga Europa akan selalu menjadi pencapaian besar dalam karier Postecoglou bersama Tottenham. Ini adalah gelar Eropa pertama klub sejak 2008 dan yang pertama dalam 17 tahun, yang mengakhiri periode panjang tanpa trofi yang telah menghantui klub tersebut. Kemenangan ini tidak hanya membawa kebanggaan bagi para penggemar Spurs, tetapi juga menandakan bahwa tim ini akhirnya bisa kembali meraih kejayaan di level internasional, setelah bertahun-tahun berjuang di liga domestik.
Kemenangan Sejarah di Ujung Penantian dan Tantangan Berat di Tottenham
Tottenham Hotspur akhirnya meraih trofi Eropa setelah penantian yang sangat panjang, berkat keberhasilan mereka di Liga Europa yang membawa mereka menjuarai kompetisi tersebut. Kemenangan ini tidak hanya bersejarah karena mengakhiri 40 tahun penantian klub untuk meraih trofi Eropa, tetapi juga karena itu adalah pertandingan ke-100 bagi Ange Postecoglou sebagai manajer Spurs. Namun, meskipun meraih gelar tersebut, perjalanan Postecoglou di Spurs berakhir lebih cepat dari yang diharapkan, dengan pemecatannya di akhir musim 2024-2025, sebuah keputusan yang mencatatkan sejarahnya sendiri di Premier League.
Mengakhiri Penantian 40 Tahun untuk Trofi Eropa
Kemenangan Tottenham di Liga Europa pada musim 2024-2025 menandai gelar Eropa pertama mereka dalam 40 tahun, sejak mereka terakhir kali memenangkan Piala UEFA pada 1984. Ini merupakan momen bersejarah bagi klub yang telah lama mendambakan trofi Eropa setelah bertahun-tahun gagal meraihnya, meskipun sering tampil kompetitif di level domestik. Kemenangan ini memberikan kebanggaan tersendiri bagi para pendukung Spurs, yang akhirnya melihat tim mereka kembali menjuarai kompetisi internasional.
Bagi Ange Postecoglou, trofi ini juga menjadi pencapaian besar dalam karier kepelatihannya, terutama karena ia adalah manajer Premier League pertama yang memenangkan trofi utama dan kemudian dipecat di akhir musim tersebut. Hal ini mengingatkan kita pada nasib Antonio Conte, yang memiliki perjalanan serupa pada musim 2017-2018 bersama Chelsea, di mana meskipun membawa trofi, ia tetap harus meninggalkan klub di akhir musim.
Kemenangan yang Mengiringi Musim Buruk
Namun, meskipun kemenangan di Eropa membawa kebahagiaan, musim 2024-2025 untuk Tottenham sebenarnya dipenuhi dengan tantangan besar. Spurs mencatatkan 26 kekalahan di semua kompetisi—jumlah kekalahan terbanyak dalam satu musim dalam sejarah klub. Dari total kekalahan tersebut, 22 kekalahan terjadi di Liga Premier, menjadikan musim ini sebagai musim kedua di mana Tottenham mengalami sebanyak itu (setelah musim 1934-35). Ini menunjukkan bahwa meskipun mereka mampu meraih trofi Eropa, hasil di kompetisi domestik mereka sangat memprihatinkan.
Dari 22 kekalahan tersebut, 10 terjadi di kandang sendiri, yang merupakan jumlah terbanyak sejak 1991-92 (11 kekalahan). Ini mencerminkan bahwa masalah utama Tottenham di bawah asuhan Postecoglou adalah ketidakmampuan untuk tampil konsisten, terutama di pertandingan kandang yang biasanya diharapkan menjadi keuntungan bagi tim.
Kekalahan-kekalahan ini menggarisbawahi adanya kekurangan dalam strategi dan kedalaman skuad yang dimiliki oleh Spurs. Meskipun Postecoglou membawa filosofi permainan menyerang yang menarik, itu tidak selalu menghasilkan hasil yang diinginkan, dan ketidakmampuan untuk mengatasi tantangan dalam pertandingan-pertandingan krusial menjadi faktor utama dalam pemecatannya.
Pemecatan Postecoglou Keputusan yang Tak Terhindarkan?
Keputusan Tottenham Hotspur untuk memecat Ange Postecoglou di akhir musim 2024-2025 mengejutkan banyak pihak. Meskipun meraih gelar Eropa pertama dalam 40 tahun, musim yang buruk di Premier League, dengan jumlah kekalahan terbanyak dalam sejarah, menjadi alasan utama di balik keputusan tersebut. Keterpurukan di liga domestik menunjukkan bahwa meskipun filosofi permainan Postecoglou mendapatkan banyak apresiasi, ia gagal membawa Spurs ke jalur persaingan serius di liga.
Secara historis, Tottenham dikenal sebagai klub yang sering tampil mengesankan di pertandingan internasional, tetapi memiliki masalah di kompetisi domestik. Meskipun mereka sukses meraih trofi Eropa, Spurs tetap harus menanggulangi masalah stabilitas dalam performa liga yang sering kali menjadi masalah sejak bertahun-tahun. Ketidakmampuan Postecoglou untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, terutama di pertandingan kandang, akhirnya mengarah pada keputusan pemecatan yang tak terhindarkan.
Warisan Postecoglou di Tottenham
Meskipun masa jabatannya berakhir dengan pemecatan, Ange Postecoglou akan dikenang sebagai manajer yang membawa perubahan filosofi dan memberikan Tottenham sebuah gelar Eropa yang telah lama dinantikan. Filosofi menyerangnya yang berani, mengutamakan penguasaan bola, dan menciptakan peluang terbuka untuk menyerang, membuat timnya bermain dengan cara yang menarik dan penuh gairah. Selain itu, kemenangan mereka di Liga Europa memberikan Spurs alasan untuk merayakan meskipun musim domestik mereka buruk.
Namun, masalah besar yang menanti Postecoglou adalah bagaimana ia gagal menyesuaikan gaya bermainnya dengan tuntutan Premier League yang sangat kompetitif. Meski gaya bermain menyerangnya banyak dipuji, ketidakmampuan untuk menghindari kekalahan beruntun, terutama di pertandingan kandang, menjadi sebuah kebuntuan yang tidak dapat diatasi. Oleh karena itu, meskipun trofi Eropa menambah catatan prestasinya, masa depan di Premier League tidak secerah yang diharapkan.
Melangkah ke Depan Apa yang Harus Diperbaiki Tottenham?
Setelah pemecatan Postecoglou, Tottenham Hotspur kini menghadapi kenyataan pahit bahwa mereka harus mencari manajer baru untuk memperbaiki masalah-masalah yang ada, terutama dalam konteks kompetisi domestik. Meskipun mereka berhasil meraih gelar Eropa, ketidakmampuan tim untuk bersaing di Premier League menuntut perubahan. Spurs harus mencari manajer yang tidak hanya dapat menjaga filosofi menyerang, tetapi juga dapat mengatasi masalah konsistensi dan memperbaiki performa di kandang.
Dengan Premier League yang semakin ketat dan kompetitif, serta harapan besar untuk kembali ke jalur kemenangan, Tottenham harus bertindak cepat dalam memilih sosok yang tepat untuk menggantikan Postecoglou dan membawa klub kembali ke puncak kompetisi domestik, tanpa mengabaikan ambisi mereka di level Eropa.
Angka-angka di Balik Filosofi Serangan yang Berani
Ange Postecoglou memimpin Tottenham Hotspur selama 101 pertandingan yang penuh gejolak dan penuh drama, dengan hasil yang mengundang campuran pujian dan kritik. Di akhir masa jabatannya, Postecoglou berhasil meraih 47 kemenangan, namun juga mencatatkan 39 kekalahan dan 15 hasil imbang, dengan persentase kemenangan sebesar 46,5%. Meskipun demikian, ada beberapa catatan menarik dalam perjalanan singkat namun berwarna ini, terutama di Premier League.
Statistik Pasca-Postecoglou Kemenangan dan Kekalahan
Secara keseluruhan, Postecoglou mencatatkan rekor 47 kemenangan, 15 seri, dan 39 kekalahan dalam 101 pertandingan yang ia pimpin. Ini menghasilkan tingkat kemenangan 46,5% di seluruh kompetisi. Angka ini mencerminkan tantangan yang dihadapi Postecoglou dalam mengubah wajah Tottenham, terutama di Premier League, di mana klub tersebut tidak tampil konsisten sepanjang masa jabatannya.
Namun, meskipun tingkat kemenangan secara keseluruhan menunjukkan hasil yang lumayan, perjalanan Postecoglou di Premier League jauh dari ideal. Persentase kemenangan di liga domestik turun menjadi 40,8%, dengan hanya 31 kemenangan dari 76 pertandingan yang dimainkan. Ini menunjukkan bahwa meskipun filosofi menyerangnya memberikan hiburan dan intensitas, Spurs gagal mengatasi tantangan di level domestik dengan sebaik yang diharapkan. Rata-rata 1,4 poin per pertandingan menjadi bukti bahwa meskipun permainan menyerang yang diusungnya menarik, tidak selalu berbuah hasil positif dalam klasemen liga.
Gaya Permainan Menyerang Gol-gol yang Mengalir
Salah satu aspek yang paling mencolok selama Ange Postecoglou memimpin Spurs adalah gaya bermain menyerang yang sangat dinamis. Di Premier League, setiap pertandingan yang dipimpin oleh Postecoglou mencatatkan 3,47 gol per pertandingan, dengan total 264 gol dari 76 pertandingan di liga. Rasio ini menjadikannya sebagai manajer dengan rasio gol per pertandingan tertinggi dalam sejarah Premier League, untuk manajer yang telah memimpin 50 pertandingan atau lebih.
Meskipun banyak pertandingan yang berakhir dengan kekalahan, Tottenham di bawah Postecoglou tetap menjadi tim yang sangat menarik untuk disaksikan. Filosofi menyerang yang ia terapkan menciptakan banyak peluang, dan seringkali laga Spurs dipenuhi dengan gol-gol spektakuler. Pendekatan ini membuat Spurs menjadi tim yang sulit diprediksi, dengan pertandingan yang sering kali berakhir dengan skor tinggi. Meski hasil akhirnya seringkali tidak memuaskan, para pendukung menyaksikan tim mereka berusaha bermain dengan gaya yang menyerang, berani, dan selalu mencari cara untuk mencetak gol.
Kegagalan di Pertahanan Dampak pada Kemenangan
Namun, keberanian dalam menyerang datang dengan harga. Postecoglou mungkin berhasil mencetak banyak gol, tetapi pertahanan Tottenham sering kali tidak seimbang dan mudah ditembus. Spurs menghadapi kesulitan dalam menjaga keseimbangan antara menyerang dan bertahan, yang mengakibatkan mereka kebobolan banyak gol. Banyak dari kekalahan yang dialami Postecoglou terjadi karena kelemahan di lini belakang yang membuat mereka rentan terhadap serangan lawan.
Gaya permainan yang sangat mengandalkan serangan terbuka memang menarik, tetapi hal ini juga sering kali mengorbankan stabilitas pertahanan. Ketidakmampuan untuk menutup celah di lini belakang menjadi salah satu alasan utama mengapa Tottenham gagal tampil konsisten di Premier League, meskipun mereka mampu memenangi banyak pertandingan dengan skor besar.
Positif dan Negatif Apa yang Dapat Dipelajari
Ange Postecoglou jelas meninggalkan warisan yang kompleks di Tottenham Hotspur. Di satu sisi, ia berhasil mengubah tim yang sebelumnya lebih konservatif menjadi tim yang lebih agresif dan berorientasi serangan. Filosofi permainan yang diterapkan membuat Spurs tampil menarik dan mampu bersaing di level Eropa, bahkan meraih gelar Liga Europa yang mengakhiri penantian trofi Eropa selama 40 tahun.
Namun, di sisi lain, kegagalan untuk mengatasi masalah di pertahanan dan konsistensi di liga domestik menjadi kendala besar bagi Postecoglou. Meskipun timnya mampu mencetak gol dalam jumlah besar, mereka sering kali tidak mampu mempertahankan keuntungan dan berakhir dengan kekalahan yang memalukan. Kelemahan defensif ini akhirnya menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi keputusan manajemen Spurs untuk mengganti Postecoglou, meskipun ia telah memberikan hiburan dan membawa Tottenham meraih trofi Eropa.
Melihat ke Depan Tantangan yang Tersisa untuk Spurs
Setelah pemecatan Postecoglou, Tottenham Hotspur harus melangkah ke depan dengan harapan untuk memperbaiki keseimbangan antara menyerang dan bertahan. Filosofi menyerang yang Postecoglou perkenalkan tetap menjadi warisan yang harus dijaga, tetapi tim juga harus lebih solid di lini belakang untuk bersaing dengan lebih baik di Premier League dan turnamen domestik lainnya.
Tottenham Hotspur kini harus mencari pelatih yang dapat membangun dasar yang lebih kokoh, menggabungkan aspek menyerang yang menghibur dengan pertahanan yang lebih terorganisir. Mereka membutuhkan seseorang yang tidak hanya bisa menciptakan tim yang menarik untuk ditonton, tetapi juga yang dapat membawa mereka kembali ke jalur kemenangan yang lebih stabil di liga domestik.
Baca Juga :